PANDEGLANG, BANTEN – Pencabutan KWH listrik di salah satu rumah pejabat Kemenag Pandeglang oleh petugas Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) PLN ULP Pandeglang dipertanyakan.
Pasalnya, pencabutan KWH listrik tersebut dikeluhkan, karena pemutusan listrik di rumahnya oleh petugas P2TL PLN ULP Pandeglang sepihak.
Hasil temuan alat listrik oleh petugas P2TL PLN ULP Pandeglang dipertanyakan karena secara tiba-tiba ada temuan alat listrik yang tidak sesuai.
Pejabat Kemenag Pandeglang, H Mucholid mempertanyakan, persoalan pemutusan listrik di rumahnya oleh petugas P2TL PLN ULP Pandeglang.
Kata dia, penemuan alat listrik oleh petugas P2TL PLN Pandeglang di rumahnya tidak mendasar. Sebab, dirinya tidak tahu menahu ada alat listrik yang terpasang.
“Minggu-minggu yang lalu tiba-tiba listrik rumah diputus PLN. Padahal, saya tidak pernah nunggak listrik, kebetulan di rumah pakai token pulsa, tapi tahu-tahu listrik di rumah diputus.
“Kata petugas PLN ada temuan alat, tapi saya tidak tahu alat apa? Karena saat pencabutan saya tidak ada di rumah. Yang menyaksikan hanya istri saya di rumah,” keluhnya, Jumat 10 Mei 2024.
Kata dia, rumah yang ditempatinya dibeli dari orang lain. Sehingga dirinya tidak mengetahui jika ada alat listrik di rumahnya, hingga harus diputus oleh petugas P2TL PLN ULP Pandeglang.
“Saya menempati rumah sejak tahun 2014. KWH listriknya juga menggunakan KWH token pulsa atas nama orang lain bukan atas nama saya,” katanya.
Sementara itu, wartawan masih berupaya menghubungi pihak PLN ULP Pandeglang untuk mempertanyakan persoalan itu. Apakah benar atau tidak ada pemutusan listrik sepihak di rumah pejabat Kemenag. (Asep/Red).