Pandeglang, Banten – Sebanyak 59 Calon Guru Penggerak (CGP) telah menyelesaikan program pendidikan guru penggerak selama enam bulan.
Hari ini guru penggerak angkatan delapan telah menyelesaikan loka karyanya yang ke 7, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pandeglang Ali Fahmi Sumanta berharap CGP ini memberikan perubahan pada kualitas pendidikan di Kabupaten Pandeglang.
“Bapak ibu adalah motor penggerak pendidikan di Pandeglang, kami harap hasil bapak dan ibu bisa direalisasikan pembelajaran dengan peningkatan mutu pendidikan,” demikian dikatakan Sekda Pandeglang Ali Fahmi Sumanta pada saat kegiatan lokakarya 7 Panen hasil belajar program pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8, di Pendopo Pandeglang, Minggu (2/12/2023).
Menurut Sekda Fahmi, Guru penggerak memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Mereka mempunyai tugas yang tidak hanya mengajar, tetapi juga memotivasi siswa untuk belajar dengan semangat dan tekun.
“Guru penggerak harus memiliki sifat proaktif, kreatif, dan fleksibel dalam menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran,” terangnya.
Sekda juga berpesan, untuk menjadi guru penggerak yang sukses, diperlukan persiapan dan pengembangan diri yang baik, seperti menjaga semangat belajar, merancang strategi pembelajaran yang efektif, meningkatkan keterampilan komunikasi, memecahkan masalah, dan meningkatkan kemampuan digital.
“Dengan demikian, kualitas pendidikan di sekolah dapat meningkat secara signifikan baik di tingkat sekolah Paud, SD maupun SMP,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga Hasan Bisri mengatakan, bahwa tengah memetakan untuk guru penggerak ini setelah selesai akan diplot untuk menjadi Kepala Sekolah.
“Ini sesuai amanat dari Kemendikbud Ristek no.40 tahun 2021 tentang penugasan guru sebagai Kepala Sekolah diantaranya mempunyai sertifikat guru penggerak,” ungkapnya.
Dikatakan Kadisdik Hasan bisri, sejalan dengan waktu, tentu para kepala sekolah akan menghadapi masa pensiun, hal itulah yang harus kita identifikasi untuk mencari penggantinya agar tidak mengosongkan jabatannya.
“Kurang lebih sudah ada 28 yang kami usulkan, kami berkomitmen sejalan dengan peraturan kemendikbudristek agar para guru penggerak bisa menjadi kepala sekolah,” ujarnya.
Sementara Apriana Anggraini Kasubag Umum Balai Guru Penggerak (BGP) Upt Kemendikbudristek di Prov Banten mengatakan, para CGP yang saat ini melakukan lokakarya terakhir sudah melakukan pembelajaran selama 6 bulan dengan melakukan tujuh kali lokakarya.
“Ini yang terakhir, setelah ini input penilaian, ketika setelah lulus sesuai kemendikbud ristek bapak ibu bisa dicalonkan untuk jadi kepala sekolah dan pengawas,” katanya.
Apriana berharap hasil pembelajaran yang dilakukan selama 6 bulan oleh CGP tidak disia-siakan, justru yang didapat harus terus dikembangkan bahkan ada transfer pengetahuan kepada guru lain.
“Saya harap berbagi dengan guru lain, ini hasil selama berjalan enam bulan. Saya melihat bukan hanya hasil saat ini, tetapi proses yang dilaksanakan sehingga bisa mencapai saat ini,” ujarnya.
Dikatakan Apriana jumlah CGP angaktan 8 Kabupaten Pandeglang sebanyak 59 orang yang tergabung dalam Guru Pendidikan Usia Dini (Paud), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Dua orang guru PUD, 31 guru SD dan 26 guru SMP, yang tergabung didalamnya diantaranya guru SMPN 3 Pandeglang, SMPN 4 Pandeglang, SMPN 1 Cadasari, SMPN 2 Majasari, SMPN 3 Cibaliung, dan SMPN 1 Pandeglang,” tutupnya. (Red).