Kumandang informasi

Supir Kendaraan Sampah Keluhkan Biaya Operasional Belum Dibayar Pihak Kecamatan

TANGERANG, BANTEN – Sejumlah supir kendaraan kebersihan pengangkut sampah di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang yang sudah lama bekerja mengeluhkan biaya operasional bahan bakar minyak masih menggunakan uang sendiri

dan belum diganti pihak Kecamatan.

 

 ke media menara-news com pada hari Jumat,7 Pebruari 2025,bahwa sampai saat ini untuk membeli bahan bakar minyak kendaraan masih menggunakan uang sendiri dan belum diganti pihak Kecamatan.

 

Salah seorang petugas yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sudah hampir lima tahun bekerja, ia dan rekan-rekannya tidak pernah menerima dana operasional tersebut.

 

“Kami sudah hampir lima tahun bekerja untuk mengangkut sampah warga ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle(TPS3R), tetapi kami tidak pernah menerima uang untuk membeli bahan bakar,” katanya. Jumat (7/2/2025).

 

Tambahnya, seharusnya kami menerima sekitar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per hari, namun sampai sekarang tidak ada penjelasan mengapa dana tersebut tidak diberikan,” tegas petugas tersebut.

 

Keluhan ini tidak hanya datang dari petugas yang mengangkut sampah menggunakan kendaraan bentor. Sopir truk sampah di kecamatan ini pun mengalami hal serupa.

 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sopir truk sampah juga sering kali tidak menerima biaya operasional secara penuh, bahkan pembayaran bisa tertunda hingga tiga bulan sekali.

 

“Kami selama ini tidak berani protes karena kami sangat membutuhkan pekerjaan. Kami harap biaya operasional ini segera direalisasikan karena sangat membantu. Selama ini, biaya bahan bakar terpaksa kami bayar sendiri,” terang salah seorang sopir truk sampah.

 

Informasi yang diperoleh, bahwa di Kecamatan Kosambi terdapat 11 unit bentor dan dua unit truk sampah yang digunakan untuk pengangkutan sampah dari lingkungan warga ke TPS3R.

 

Menanggapi keluhan tersebut, Kasi Binwas(Binaan dan Pengawasan) Kecamatan Kosambi, Suci Hasianti, yang juga membawahi petugas kebersihan (pasapon), membantah tuduhan tersebut.

 

Saat ditemui di Kantor Kecamatan Kosambi, Suci menjelaskan bahwa pihak kecamatan sudah memberikan biaya operasional sesuai anggaran yang ada.

 

“Biaya operasional untuk bentor adalah Rp 10.000 per hari, sedangkan untuk truk sampah kami memberikan biaya untuk membeli solar sebanyak 10 liter setiap hari. Namun, karena anggaran biasanya baru turun pada bulan Maret setiap tahunnya, jadi kami menggunakan dana cadangan (backup) untuk operasional sehari-hari,” ujar Suci.

 

Suci menegaskan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal ini.

 

“Saya selalu memeriksa ke TPS3R dan tidak pernah ada keluhan dari sopir. Semua berjalan sesuai dengan prosedur,” tambahnya dan bergegas meninggalkan awak media di ruang tunggu dan menuju ruang kerjanya.

 

Mendapatkan keterangan dari para supir dan petugas kebersihan, Ketua DPW PROGIB (Pro Garda Indonesia Bersatu) Prabowo-Gibran propinsi Banten,Drs Bonar,T.S.H,sangat prihatin dan mengecam keras tentang yang disampaikan oleh pihak kecamatan tersebut. Sabtu(8/2/2025)

 

“Mereka itu bekerja untuk kebersihan kecamatan Kosambi, pemerintah harus membiayai kehidupan mereka dan menanggung biaya operasional mereka,masa untuk bop aja mereka mendahului?yang benar saja!,” tegas Bonar.

 

Ketua DPW PROGIB meminta agar keterangan yang disampaikan Kasi Binwas, harus bisa dipertanggungjawabkan.

 

“Saya minta Ibu Suci jangan asal ngomong dan harus bertanggungjawab,

Tim investigasi akan saya turunkan dan bila benar yang dikatakan para pekerja,pasti akan saya laporkan kepusat,” tutupnya.

 

Diharapkan pemerintah Kabupaten Tangerang segera mengevaluasi kinerja jajaran Kecamatan Kosambi untuk memastikan tidak ada lagi pihak yang dirugikan, terutama para petugas kebersihan. (Rudolf).

Berita Terbaru